Nonton bola, memang bukanlah suatu kewajiban. Bahkan untuk sebagian orang nonton bola itu sama dengan buang-buang waktu. Boro-boro dateng ke stadion nonton secara langsung, Duduk manis di layar kaca aja males. Jangankan nonton Persija, nonton klub-klub eropa yang lebih elit aja ogah.
Tapi buat Jakmania, nonton Persija itu wajib,, minimal Sunnah. Kenapa??? karena Jakmania tugasnya cuma Satu DUKUNG PERSIJA!!!! Dimanapun, Kapanpun, dalam liga Apapun. Jadi gak heran kalo dateng nonton ke stadion, memberikan dukungan penuh,atraksi heboh, dan Beli tiket itu adalah hal-hal yang harus dikerjakan sama Jakmania. Pengurus Pusat, Korwil dan Komunitas itu hanyalah fasilitator. Jangan jadikan mereka patokan. Jangan karena Pengurus Pusat gak becus jadi berenti dukung Persija, jangan karena Korwilnya bubar gak mau lagi nonton Persija, dan Jangan karena Komunitasnya pindah haluan kita juga pindah dukung tim lain!!!! Inti dari Jakmania itu satu PERSIJA JAKARTA,, bukan pemain, bukan pelatih, bukan manajer tapi KLUB!!!!
Please, Jadilah Jakmania yang punya prinsip, Jadilah Jakmania yang setia, Jadilah Jakmania yang cerdas. Jangan mau di pecah belah sama korwil, komunitas apalagi provokator. Jakmania itu yang punya Persija,gak ada klub lain yang boleh pakai Jakmania untuk dukung klubnya, Jakmania itu rajanya Jakarta, jangan biarkan suporter klub daerah lain betingkah di Jakarta dan Jakmania suporter yang baik bukan perusuh apalagi penjahat!!! Buktikan bahwa Persija dan Jakarta bangga punya Jakmania!!!!!
No Rasis No Anarkis, Dukung Selalu Persija dengan cara-cara yang Smart dan Kreatif maka kita akan merajai ranah Supporter Indonesia. Ayo Dukung Persija Sepenuh Jiwa, Kalo Bukan Kita, Siapa Lagi??? dan Kalo Bukan Sekarang, Kapan Lagi??!!!!
Masa Bodo Dengan Manajemen
Masa Bodo Materi Pemain
Cuek Aje, Cuek, Cuek,
Gue Cuek Aje
Yang Gue Cinta Cuma PERSIJA
Yang Gue Dukung Cuma PERSIJA
Yang Gue Nanti cuma PERSIJA
PERSIJA PERSIJA PERSIJA
Jak Metropolis Community
Warning ... !!!
Jumat, 11 Maret 2011
Jumat, 25 Februari 2011
REVOLUSI PSSI HARGA MATI!!!!
oleh : Amanda Restia
WAHAI BAPAK YANG TERHORMAT, satu pertanyaan yang ingin saya lontarkan kepada BAPAK . APAKAH "URAT MALU" BAPAK SUDAH PUTUS? ATAUKAH MUNGKIN BAPAK MEMANG TIDAK MEMILIKI RASA MALU? mungkin pertanyaan saya ini juga mewakili seluruh suporter Garuda se antero negeri ini .
"Saya mengurus sepak bola tidak ada yang menyuruh. Jadi, tidak ada orang yang boleh menyuruh saya berhenti. Bukan begitu?"
Itu adalah ungkapan yang paling lucu yang pernah saya dengar, bagaimana tidak? negeri kita mengusung asas demokrasi , dimana seluruh individu berhak menyampaikan aspirasinya . Apakah BAPAK sudah lupa dengan asas demokrasi yang berbunyi " DARI RAKYAT OLEH RAKYAT DAN UNTUK RAKYAT" . Jika BAPAK lupa maka saya ingatkan kembali.
Oke, saya bisa menerima pernyataan yang Bapak ungkapkan . Namun sekali lagi, perlu BAPAK ingat , BAPAK YANG TERHORMAT hidup di negara demokrasi, di mana seluruh rakyatnya berhak mengungkapkan suara mereka . Dan sekarang masyarakat sepakbola di seluruh Indonesia kompak menyerukan agar BAPAK turun dari TAHTA BAPAK , karena mereka atau lebih tepatnya kami sangat kecewa dengan kepemimpinan BAPAK selama 2 periode ini . Selama ini tidak ada satupun gelar bergengsi yang mampu dipersembahkan hingga banyaknya kasus korupsi yang terjadi di tubuh PSSI.
Namun jika BAPAK masih kekeuh untuk terus melanjutkan kepemimpinan BAPAK , maaf sebelumnya, mungkin benar " URAT MALU" BAPAK TELAH PUTUS DAN BAPAK BENAR BENAR TIDAK MEMPUNYAI HATI dan RASA MALU LAGI.
Saya sendiri sebagai supporter tidak menyukai hal yang anarkis, namun jika itu satu-satunya jalan agar sang BAPAK turun dari TAHTA apa boleh di kata . PRESIDEN pun pernah kita lengserkan, KENAPA SANG BAPAK YANG TERHORMAT yang notabene hanya KETUA UMUM dari organisasi sepakbola tertinggi di INDONESIA tidak bisa kita JUNGKALKAN .
Satukan tekad, rapatkan barisan, tinggalkan atribut klub, bersama suarakan "REVOLUSI PSSI HARGA MATI!"
"Saya mengurus sepak bola tidak ada yang menyuruh. Jadi, tidak ada orang yang boleh menyuruh saya berhenti. Bukan begitu?"
Itu adalah ungkapan yang paling lucu yang pernah saya dengar, bagaimana tidak? negeri kita mengusung asas demokrasi , dimana seluruh individu berhak menyampaikan aspirasinya . Apakah BAPAK sudah lupa dengan asas demokrasi yang berbunyi " DARI RAKYAT OLEH RAKYAT DAN UNTUK RAKYAT" . Jika BAPAK lupa maka saya ingatkan kembali.
Oke, saya bisa menerima pernyataan yang Bapak ungkapkan . Namun sekali lagi, perlu BAPAK ingat , BAPAK YANG TERHORMAT hidup di negara demokrasi, di mana seluruh rakyatnya berhak mengungkapkan suara mereka . Dan sekarang masyarakat sepakbola di seluruh Indonesia kompak menyerukan agar BAPAK turun dari TAHTA BAPAK , karena mereka atau lebih tepatnya kami sangat kecewa dengan kepemimpinan BAPAK selama 2 periode ini . Selama ini tidak ada satupun gelar bergengsi yang mampu dipersembahkan hingga banyaknya kasus korupsi yang terjadi di tubuh PSSI.
Namun jika BAPAK masih kekeuh untuk terus melanjutkan kepemimpinan BAPAK , maaf sebelumnya, mungkin benar " URAT MALU" BAPAK TELAH PUTUS DAN BAPAK BENAR BENAR TIDAK MEMPUNYAI HATI dan RASA MALU LAGI.
Saya sendiri sebagai supporter tidak menyukai hal yang anarkis, namun jika itu satu-satunya jalan agar sang BAPAK turun dari TAHTA apa boleh di kata . PRESIDEN pun pernah kita lengserkan, KENAPA SANG BAPAK YANG TERHORMAT yang notabene hanya KETUA UMUM dari organisasi sepakbola tertinggi di INDONESIA tidak bisa kita JUNGKALKAN .
Satukan tekad, rapatkan barisan, tinggalkan atribut klub, bersama suarakan "REVOLUSI PSSI HARGA MATI!"
Kamis, 24 Februari 2011
BAPAK YANG TERHORMAT
oleh : Amanda Restia
"BOBROK" kata yang tepat menggambarkan organisasi persepak bolaan tertinggi di negara Indonesia raya kita tercinta ini "PSSI" . Mungkin kata itu terlalu kasar untuk saya lontarkan, namun itu bentuk kekecewaan saya terhadap para petinggi yang duduk manis di kursi empuk PSSI . Mereka hanya memikirkan diri mereka masing-masing, mereka hanya memikirkan bagaimana cara agar jabatan mereka tak hilang . Hal yang sangat tragis, mengingat Timnas Garuda kita belum mampu mempersembahkan gelar apapun untuk masyarakat pecinta bola di Indonesia, untuk IBU PERTIWI TERCINTA semenjak rezim kepemimpinan BAPAK YANG TERHORMAT .
Bagaimana caranya PSSI akan maju jika pemegang kekuasaan tertingginya merupakan seorang MANTAN NARAPIDANA KASUS KORUPSI . Mau di bawa kemana lagi persepakbolaan Indonesia?
Apakah seluruh suporter GARUDA perlu bersatu, turun bersama menduduki kantor PSSI dan memaksa sang PEMIMPIN untuk turun TAHTA sama seperti yang dilakukan para mahasiswa yang menduduki kantor dewan di senayan dan menuntut mundur presiden pada waktu itu, sama seperti masyarakat mesir memaksa kepala negara mereka turun ?
Apa perlu seperti itu BAPAK YANG TERHORMAT ? Menurut pendapat saya lebih baik BAPAK YANG TERHORMAT turun dengan cara TERHORMAT juga, dengan demikian para suporter GARUDA tak perlu mengerahkan masanya untuk memaksa BAPAK YANG TERHORMAT untuk turun. Alangkah baiknya jika jutaan suporter garuda tersebut mengerahkan masanya untuk mendukung Timnas Junior kita yang sedang berlaga di pra olimpiade 2012 .
Dengan penuh rasa hormat saya memohon dengan amat sangat kepada BAPAK YANG TERHORMAT untuk turun dari TAHTA bapak, karena sedikit banyak itu akan membatu kemajuan persepakbolaan tanah air dikancah internasional . TERIMAKASIH, semoga BAPAK YANG TERHORMAT mendengar suara saya dan seluruh suporter GARUDA di seluruh antero negeri ini .
Jumat, 18 Februari 2011
KOPDAR JMC ( Jak Metropolis Community )
KOPDAR part III Jak Metropolis Community (JMC)
Selasa, 15/02/11
Bertempat di Bumi Perkemahan Ragunan, JMC melaksanakan pertemuan yang ketiga kemarin. JMC atau Jak Metropolis Community terbentuk tanggal 3 februari 2011 lalu. JMC sendiri merupakan komunitas pendukung Persija Jakarta atau The Jakmania yang sepakat membentuk komunitas pendukung persija yang tidak rasis dan tidak anarkis. Hal ini lahir dari keprihatinan sekelompok supporter persija akan kerusuhan yang seringkali terjadi antara supporter antar klub maupun diantara supporter itu sendiri. Tentu saja kerusuhan-kerusuhan itu sangat mengganggu kenyamanan pada saat menonton bola. Bahkan menimbulkan ketakutan untuk menonton langsung ke stadion. Padahal keinginan untuk menonton klub Persija berlaga sangat besar.
Sebelumnya JMC bernama WMC atau Warkop Metropolis Community, karena obrolan-obrolan yang terjadi antara sesama anggota layaknya obrolan di warung kopi. Bisa obrolan seputar persija, jakmania hingga sepak bola Indonesia. Namun dengan semakin banyaknya member atau anggota yang bertambah, WMC pun merubah namanya menjadi JMC. Dimana supporter klub kota metropolitan ini berkumpul, berdiskusi tentang persija dan mengikrarkan diri untuk mendukung persija Jakarta sepenuh hati dengan jargon “No Rasis No Anarkis”. “Mudah-mudahan komunitas ini bisa jadi komunitas yang mengajarkan tentang sikap supporter yang baik. “begitu ucap Ricky Febriansyah ketua Forum JMC. “Kami berusaha untuk memberikan pemahaman kepada semua anggota kami yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan karyawan bahwa mendukung persija itu berarti nonton langsung stadion, membeli tiket, mendukung dengan semangat dan tidak rasis apalagi anarkis.” Lanjutnya lagi. “Mudah-mudahan saja dengan terus menerus diberi pemahaman anggota kami pun bisa memberi contoh yang baik untuk para supporter lainnya. Amin ”harap Ketua JMC yang juga salah satu Pengurus pusat divisi Korlap.
Acara yang dihadiri lebih dari 30 anggota ini dimulai sejak pukul 10 pagi. Atribut oranye berlambang Persija Jakarta dan Jakmania nampak terlihat disana. Namun ketertiban pun tetap dijaga. Acara kumpul yang ketiga kalinya ini membahas tentang berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Seperti nonton bareng pertandingan persija dan rencana-rencana tour tandang. Soal internal forum pun dapat didiskusikan bersama di pertemuan-pertemuan seperti ini. Keputusan-keputusan forum pun di ambil dengan cara voting oleh seluruh member yang hadir. Hal ini tentu saja membuat semua anggota forum merasa dihargai dan memiliki komunitas ini.
Acara yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam ini pun tampak tidak membosankan karena selalu diselingi dengan candaan segar yang menambahkan keakraban antar anggota. “Disini tak ada kata tua dan muda semua sama-sama dihargai. “ begitu jawaban Tyaz salah seorang anggota forum. Bahkan terdengar panggilan ‘mpok’ dan ‘abang’ antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Tanda bahwa mereka sangat akrab tapi tetap saling menghormati.
Pertemuan semacam ini memang diadakan selain untuk berdiskusi secara langsung juga untuk menambah keakraban antara anggota. Tak heran jika diakhir acara terlihat acara makan rujak bersama. “Selama ini kami hanya berkomunikasi lewat forum, telfon atau sms, tapi pada acara beginilah keakraban kami benar-benar terjalin. Mudah-mudahan dengan acara pertemuan seperti ini tak hanya menjalin keakraban tapi juga kekompakkan antar anggota” ujar Ferry , wakil ketua JMC.
Angota JMC sendiri ternyata tak cuma Jakmania Jakarta, tetapi juga dari luar Jakarta. sebut saja Cirebon, Cilacap dan Surabaya. Dan mereka menyempatkan hadir di acara Kopdar yang diadakan setiap bulannya. “Kami juga berusaha datang saat persija main di Jakarta “ ujar Manda anggota JMC asal Cilacap. Bahkan, Dipta, anggota JMC asal Cirebon sebulan ini sudah tiga kali datang ke Jakarta untuk mengikuti Kopdar JMC dan menonton beberapa latihan Persija. “ Cirebon-Jakarta-Cirebon ku tempuh demi satu tekad dan satu tujuan, mendukung Persija Jakarta” ujarnya mantap.
Dalam Kopdar JMC yang ketiga ini terlihat hadir Bang Danni Giovani, salah seorang anggota Jakantor Community yang merupakan salah seorang penasehat dalam JMC. Banyak saran dan arahan yang diberikan olehnya untuk membangun JMC menjadi lebih maju. Bang DG-begitu beliau disapa- juga membangkitkan semangat anak-anak JMC untuk bisa lebih menunjukkan kreatifitasnya di stadion. “Kehadiran JMC ini sangat bagus karena akan menambah ragam kreativitas dari supporter yang sudah ada. Mudah-mudahan JMC bisa diterima dengan baik, jangan hanya melihat perbedaanya saja tapi juga kesamaannya sebagai supporter Persija.Mari kita tunggu kreativitas yang akan ditunjukkan oleh JMC!” ujar Bang DG tentang JMC.
“Semua yang hadir disini benar-benar memiliki kontribusi besar untuk kemajuan JMC, dan saya sangat berterima kasih untuk semua kontribusi dan dukungannya. “ Ujar Ricky .
Minggu, 13 Februari 2011
SEPAKBOLA DAN SUPORTER INDONESIA
Dahulu sepakbola Indonesia sangat menakutkan. Dimana-mana ada kerusuhan antar suporter. Dari aksi bakar-bakaran hingga penganiayaan. Pemainnya pun terlibat perkelahian. Belum lagi pemukulan terhadap wasit. Sungguh sangat buruk citra sepakbola dimasa itu, Apalagi citra suporter,semua orang pasti mencemooh dan mencibir. Tak dapat disebutkan satu persatu korban yang berjatuhan akibat bentrokan antar suporter. The Jakmania pun pernah merasakan masa itu. Masa dimana menonton sepakbola sama dengan pulang tinggal nama. Tak dapat dilukiskan perasaan sedih haru dan terluka.
Kini Aura positif sepakbola mulai muncul kembali. Namun tak dapat dipungkiri bahwa luka masa lalu itu tak dapat terlupakan begitu saja. Aroma dendam, marah dan sakit hati pasti masih menyusup di relung hati para suporter yang kehilangan teman-teman seperjuangan. Tetapi apakah kita harus terus menerus mengingat masa lalu? Apakah kita akan merusak atmosfer sepakbola yang mulai membaik dengan prasangka buruk karena dendam? Sepertinya teman-teman kita yang gugur pun tak menginginkan kita melakukan hal itu.
Tanpa kita sadari kita berkumpul karena sepakbola, kita bergandengan tangan karena sepak bola, kita saling berangkulan dan merapatkan barisan pun karena sepak bola. Lalu kenapa kita tak memajukan sepakbola yang kita cintai dengan menjadi suporter yang FANATIK, TAK KENAL MENYERAH, SETIA, MILITAN dan CINTA DAMAI
Kita boleh berbaju Merah, Hitam,Biru, Hijau, Kuning, Orange terserah!!!! Apa pun warnanya kita tetap setia pada baju berlambang GARUDA di dada dan sebaris lagu kebangsaan INDONESIA RAYA MERDEKA MERDEKA//TANAHKU NEGERIKU YANG KUCINTA//INDONESIA RAYA MERDEKA MERDEKA//HIDUPLAH INDONESIA RAYA .....
Rabu, 09 Februari 2011
ISL , LPI dan PSSI
Sepakbola Indonesia kedatangan Liga baru selain ISL (Indonesian Super League). Pendatang baru itu adalah LPI atau IPL (Liga Primer Indonesia atau Indonesia Super League). Pro kontra mulai santer terdengar. Karena tak semua pihak menyukai kehadiran LPI yang menyatakan diri sebagai Liga yang semua klubnya bersih APBD. Tentusaja bertolak belakang dengan ISL yang semua klubnya masih menggunakan Dana APBD. Tahukah siapa yang paling kebakaran jenggot menanggapi kedatangan LPI ini??? ya seperti yang kita ketahui bersama PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia tampak sangat geram menyikapi bergulirnya LPI. PSSI menganggap LPI adalah liga ilegal yang tidak mendapatkan izin dari
PSSI. Mengapa demikian??bukankah semangat "bersih APBD" yang diusung LPI bagus untuk kemandirian klub? bukankah LPI pun hadir untuk memajukan sepak bola Indonesia?? lalu kenapa PSSI justru malah menghukum semua orang yang terlibat dalam LPI??
Banyak sudah komentar-komentar yang keluar dari Pengurus PSSI, pengamat sepak bola, Humas LPI bahkan para pemain bola itu sendiri. Namun satu hal yang pasti, semua menginginkan sepakbola Indonesia menjadi semakin baik, semua ingin memajukan sepak bola Indonesia. Hanya saja semua belum bisa berjalan beriringan. Masih banyak yang lebih memikirkan kepentingan pribadi maupun segelintir orang. Padahal jika semua ego dan kepentingan pribadi ditanggalkan dan bersatu padu memikirkan Kemajuan Sepak Bola Indonesia, semuanya pasti akan menjadi lebih mudah. ISL maupun LPI sama-sama berharap pemain2 yang lahir dari liga mereka dapat menjadi pemain Tim Nasional yang mumpuni. Tapi jika kecurangan wasit terus terjadi, kompetisi yang semakin hari semakin tak kondusif dan panitia pertandingan yang tak bisa atasi penonton yang anarki, bagaimana mungkin ISL mampu menghasilkan pemain-pemain tangguh??? dan jika PSSI tak jua akui LPI, LPI pun tak berusaha terus membenahi diri dan bersosialisasi dengan PSSI dengan cara yang baik, jangankan menghasilkan pemain Tim nasional, pemainnya pun tak diakui oleh PSSI!!! Lalu apa yang bisa dihasilkan dari kompetisi - kompetisi seperti ini?? nol!!!
Hanya ada satu cara meninggalkan segala keruwetannya ini . Tinggalkan semua kepentingan-kepentingan pribadi yang menghambat kemajuan sepak bola!!! Tak ada lagi ISL, LPI , dan PSSI semua adalah rakyat Indonesia yang menginginkan kemajuan dalam sepak bola tanah airnya!! Jauhkanlah politik dari ranah sepakbola. Jangan jadikan sepakbola jadi alat kekuasaan. Tapi jadikanlah Sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa. Jadikanlah sepak bola sebagai sebuah komunitas besar dimana semua orang yang berada didalamnya saling mendukung, saling bahu membahu membawa sepak bola Indonesia dari Level Usia dini hingga Level Senior ke kancah dunia. Jadikanlah Sepak Bola sebagai lambang Kebanggaan Kita Bersama.
Persija Jakarta
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Indonesia Jakarta | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Macan Kemayoran | |||
Didirikan | 28 November 1928 sebagai VIJ Jakarta | |||
Stadion | Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia (Kapasitas: 88.083 tempat duduk) | |||
Ketua Umum | Toni Tobias | |||
Bendahara | Esron T, SE, MM | |||
Manajer | Haryanto Badjoeri | |||
Pelatih | Rahmad Darmawan | |||
Asisten Pelatih | Francis Wawengkang | |||
Dokter Tim | Dr. Mohammad Nasrun | |||
Liga | Liga Super Indonesia | |||
2010-11 | Liga Super Indonesia, Peringkat 4 | |||
Kelompok suporter | The Jakmania | |||
Musim ini |
Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia.
Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.
Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina Persija. Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania.
Pelatih klub untuk musim 2008 lalu adalah Danurwindo. Sementara, pelatih klub untuk musim 2007 adalah Sergei Dubrovin dengan Isman Jasulmei sebagai asisten pelatih.
Sejarah
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
Prestasi
Nasional
Perserikatan
- Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta
- Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta
- Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta
- Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta
- Tahun 1964, Juara Perserikatan
- Tahun 1973, Juara Perserikatan
- Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan
- Tahun 1977, Juara Perserikatan
- Tahun 1979, Juara Perserikatan
- Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan
Liga Indonesia
- Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat
- Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
- Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat
- Tahun 1998, Semifinalis
- Tahun 1999, Semifinalis
- Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
- Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
- Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
- Tahun 2006, Liga Indonesia 8 Besar
Liga Super Indonesia
- Tahun 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
- Tahun 2010, Klasemen Sementara (tanggal 22 Oktober 2010) ke 3
Piala Indonesia
- Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
- Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
- Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3
Internasional
- Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam
Skuat
Formasi Persija dengan skema 4-4-2 |
Pelatih : Rahmad Darmawan Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
|
|
Pelatih terkenal
- Endang Witarsa
- Herry Kiswanto
- Ivan Venkov Kolev
- Garcia Carlos Cambon
- Ronny Pattinasarani
- Rahmad Darmawan
- Serghei Dubrovin
- Sofyan Hadi (membawa Persija juara Indonesia 2001)
- Benny Dollo
- Rahmad Darmawan
Kit Supplier
Sponsor
Pendukung
The Jakmania adalah suporter kesebelasan sepak bola Persija Jakarta yang berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Lebak Bulus. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan. Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut.
Staff
Posisi | Nama |
---|---|
Pelatih Utama | Rahmad Darmawan |
Asisten Pelatih | Francis Wawengkang |
Pelatih Kiper | Haryono |
Pelatih Fisik | H. Satia Bagja |
Dokter Tim | Dr. Mohammad Nasrun |
Manajer | Harianto Badjoeri |
Asisten Manajer | Ir. T. Ferry Indrasjarief |
Measseur 1 | Udin |
Measseur 2 | Mansyur |
Measseur 3 | Himawan Pramono |
Transfer Pemain 2010-2011
Pemain masuk
- Mohammad Nasuha dari Sriwijaya FC
- Toni Sucipto dari Sriwijaya FC
- Ambrizal dari Sriwijaya FC
- Julius Pongla Akosah dari Sun Hei (Liga Hongkong) (dipinjam Bontang FC)
- Greg Nwokolo dari S.C. Olhanense (Liga Sagres Portugal)
- Andry Tani dari Sriwijaya FC
- Precious Emuejeraye dari Sriwijaya FC
- Hendro Kartiko dari Sriwijaya FC
- Eric Arsene Beyemi dari FC Dnepr Mogilev (Liga Rusia)
- Oktavianus dari Sriwijaya FC
- Oliver Makor dari (Liga Yunani)
Langganan:
Postingan (Atom)